Scratch dan blockly
Scratch dan blockly
1.Perbedaan scratch dan blockly:
Scratch dan Blockly adalah dua platform pemrograman visual yang populer untuk anak-anak dan pemula. Berikut perbedaan utama:
Tujuan dan Fokus
1. Scratch: Dirancang untuk anak-anak berusia 8-16 tahun, fokus pada pembelajaran pemrograman kreatif dan interaktif.
2. Blockly: Dirancang untuk semua umur, fokus pada pembelajaran pemrograman logis dan algoritmik.
Bahasa Pemrograman
1. Scratch: Menggunakan bahasa pemrograman Scratch sendiri, yang dikembangkan oleh MIT.
2. Blockly: Menggunakan bahasa pemrograman berbasis blok yang dapat dikonversi ke berbagai bahasa pemrograman seperti JavaScript, Python, dan Lua.
Fitur
1. Scratch:
- Menggunakan blok-blok warna-warni.
- Fokus pada pembuatan game, animasi, dan cerita interaktif.
- Memiliki komunitas online yang besar.
- Mendukung pembuatan proyek 2D.
1. Blockly:
- Menggunakan blok-blok yang lebih sederhana.
- Fokus pada pembelajaran konsep pemrograman dasar.
- Mendukung pembuatan proyek 2D dan 3D.
- Dapat digunakan offline.
Kemudahan Penggunaan
1. Scratch: Lebih mudah digunakan untuk anak-anak yang belum memiliki pengalaman pemrograman.
2. Blockly: Lebih cocok untuk pengguna yang ingin mempelajari konsep pemrograman yang lebih kompleks.
Aplikasi
1. Scratch: Tersedia sebagai aplikasi web dan desktop.
2. Blockly: Tersedia sebagai aplikasi web, desktop, dan mobile.
Integrasi
1. Scratch: Tidak dapat diintegrasikan langsung dengan perangkat lunak lain.
2. Blockly: Dapat diintegrasikan dengan berbagai perangkat lunak dan platform seperti Arduino, Raspberry Pi, dan Robot.
2.cara pengguna scratch dan blockly
Cara penggunaan Scratch dan Blockly, di antaranya:
Scratch:
- Buka aplikasi Scratch
- Tambahkan latar belakang dan objek (sprite)
- Masukkan kode dengan cara drag and drop blok-blok kode
- Simpan proyek dengan format nama file .sb3
Blockly:
- Baca dokumen pemula
- Cobalah Codelab Memulai
- Buat program dengan menyusun blok-blok kode